Begini Cara Mudah Buat Daftar Isi di Word

Gambar
Hai guys... Apa kabar, ketemu lagi nih, dengan saya yang  kali ini akan memberikan tips tentang bagaimana membuat daftar isi tanpa perlu repot naik turun halaman, hehehe. Mungkin kalian sering ya buat daftar isi mesti naik turun halaman, dan mencari dulu hlaman keberapa. Aduh... masih jaman yang kaya begituan? Serius nih, kalau kalian masih kekeh dengan cara itu, okelah kalau dokumen kalian cuma 10 lembaran. Lah kalau ratusan? Repot deh... Hehehe.. Oleh karenanya, kalian perlu mengupgrade cara buat daftar isi nih, agar tak repot. Oke, langsung saja simak penjelasan berikut: 1. Sudah pasti buka dulu Ms. Word kalian, atau dokumen yang ingin kalian beri daftar isi. Dibawah     saya kasih contoh yang masih kosong, jadi saya hanya memberikan BAB I, BAB II, BAB III, dan     seterusnya saja. Soal isi, nanti lah ya... (ane belum waktunya bikin skripsi soalnya, hehehe) 2. Selanjutnya jangan lupa beri halamannya guys, dengan cara pilih toolbar, lalu pilih - inse...

Membosankannya Mengunjungi Peringatan Maulid Nabi yang Itu-Itu Saja

FOTO: tribunnews.com

"Saya paling sungkan kalau disuruh ngunjungi peringatan Maulid Nabi"

Beberapa hari yang lalu, kebetulan di kampung saya mengadakan rutinan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Dan beberapa hari yang lalunya lagi, sebelum acara itu dimulai, banyak yang sudah bertanya, "Mesjid kene mengko kyaine sopo?" Tiap tahun selalu begitu, yang dinanti selalu siapa kyainya. Dulu sih pernah, kalau nggak salah tahun kemarin, itu mengundang kyai dari luar kota, tapi ya paling ceramahnya itu-itu saja.

Sempat siangnya, sebelum malam peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. saya sempat nyeletuk, "Kok, Mesjid kene orak tahu ngundang kyai sing gethol (terkenal, dan dianggap pinter) yo?" Cletukan saya itu tiba-tiba ditanggapi kakek saya, "Alah, paling ceramahe kokui tok, ngundang kyai gethol percuma, ceramahe paling yo tentang Maulid." Kalau dipikir-pikir benar juga apa yang dikatakan kakek saya. Memang kalau yang saya amati selalu begitu yang namanya peringatan Maulid, gak di kampung saya, gak di kampung tetangga saya, gak di kampung orang tua saya, gak di depan kelurahan, selalu sosok sang kyai yang menjadi sorotan.

Ada yang mau datang hanya karena kyainya terkenal dan suka ngelawak (hampir mirip seperti Stand Up Comedy). Ada pula yang ngunjungi hanya karena ingin dapat makanan gratis. Itu sudah biasa dan gak masalah, yang penting peringatan Maulid ada pengunjungnya. Soal kyai lain lagi ceritanya, kalau ini saya juga kurang faham apa motivasinya mengatakan seperti itu, padahal kan kyai se-gethol-gethol apapun, ya kalau Peringatan Maulid Nabi paling ceramahnya gitu-gitu aja temanya. Gak jauh dari kehidupan Nabi, mentok-mentoknya mengeluarkan dalil-dalil keutamaan memperingati Maulid Nabi. Saya pernah mendapati cerita oleh salah satu kyai yang sudah melalang buana di acara-acara Maulid Nabi, pernah mengaku kalau yang disampaikannya itu gak jauh beda. Misal, kyai itu baru mengisi di Masjid A, beliau ngisi ceramah dengan tema seputar kelahiran Nabi, terus esoknya ngisi lagi di Masjid B, beliau kembali ngisi dengan tema ceramah yang sama saat ngisi di Masjid A.

Di kampung saya pun sama, kyainya lagi-lagi menjelaskan tentang penciptaan Muhammad, yang sudah berulang kali didengarkan, bahkan anak piyik pun sampai hafal proses penciptaan Muhammad, dari mulai Nur (cahaya) sampai perjuangannya menegakkan Islam. Bedanya, kemarin kyai di kampung saya juga menyinggung masalah nasionalisme, dan ini baru pertama kalinya saya mendengarnya di depan Masjid. Sampe lagu "Indonesia Raya" pun dinyanyiin oleh kyai itu, dan mengajak hadirin untuk berdiri bersama menyanyikannya, ya mirip-miriplah sama Upacara Bendera, mung orak ono benderone. Dan, selanjutnya sudah bisa ditebak, ujung-ujungnya sang kyai itu menyindir ormas yang katanya anti pancasila itu.

Beliau secara gak sadar juga mematikan omongannya sendiri, karena sebelum kyai itu menyindir ormas yang dimaksud, dia berwasiat untuk menjaga Ukhuwah Islamiyyah (kurang lebih maksudnya persatuan antar umat Islam). Tapi, Mbok kiro sing mbok omongi kuwi orak nyakiti ati wong Islam sing mbok sindir kuwi pak yai? Sampeyan opo njaluk tak antemi bae? Geram saya mendengarkan ceramah yang katanya mengajak bersatu, tapi secara lisan mengadu. Duh, Gusti...

Gak cuman perkara kyai sih yang buat saya makin bosan ngunjungi acara Maulid Nabi, tapi susunan acaranya itu loh yang juga itu-itu saja. Paling-paling ya pembukaan, sholawatan, pembacaan ayat suci Al-Qur'an (tentu yang ada kaitannya sama Maulid Nabi), sambutan, dan terakhir Mauidhoh Khasanah dari sosok yang dilabeli kyai paling joz. Praktis susunan acara seperti ini saban tahun gak pernah ganti. Dan gak ada pula upaya untuk mencoba berkreasi.

Soal yang ngisi sholawatan pun hampir sama dengan soal kyai tadi. Kalau yang ngisi sholawatan itu grup sholawat terkenal, seperti Az-Zahir, Al-Munsyidin, Al-Muqorobin, dan Al-Al yang lainnya pasti lumayan banyak yang ngunjungi, apalagi anak-anak yang saat ini digandrungi sholawat berkat grup sholawatan itu. Hampir di setiap kampung yang ingin memperingati Maulid juga memerhatikan siapa yang ngisi sholawat. Tapi, kampung saya beda, cukup setelkan sholawat lewat kaset atau DVD Player pun sudah bisa memenuhi susunan acara tadi, sembari menunggu pengunjung yang kadang hanya mau datang saat acara memasuki Mauidhoh Khasanah.

Memang sangat membosankan acara peringatan Maulid Nabi itu. Tapi, kalau bukan karena rasa cinta kepada Muhammad Saw., saya emoh ngunjungi acara yang bikin ngantuk itu, mending di rumah nonton sinetron atau acara dangdut. Oh ya, ada usulan nih, mungkin bagi kampung kalian yang belum ngadain peringatan Maulid Nabi, buruan gih berkreasi, agar acaranya gak biasa-biasa aja. Mungkin bisa ngundang artis, atau kalau mau rame, sholawatannya diganti dangdutan aja.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peci Kakek

Ingat Kazuki Ito? Kenapa Gamers Sepak Bola Banyak Yang Tidak Suka? Ini Ceritanya.

Mengenal Angkringan, Sekedar Ngopi Atau Mau Sambil Diskusi Juga Boleh, Murah Lagi..