Begini Cara Mudah Buat Daftar Isi di Word

Gambar
Hai guys... Apa kabar, ketemu lagi nih, dengan saya yang  kali ini akan memberikan tips tentang bagaimana membuat daftar isi tanpa perlu repot naik turun halaman, hehehe. Mungkin kalian sering ya buat daftar isi mesti naik turun halaman, dan mencari dulu hlaman keberapa. Aduh... masih jaman yang kaya begituan? Serius nih, kalau kalian masih kekeh dengan cara itu, okelah kalau dokumen kalian cuma 10 lembaran. Lah kalau ratusan? Repot deh... Hehehe.. Oleh karenanya, kalian perlu mengupgrade cara buat daftar isi nih, agar tak repot. Oke, langsung saja simak penjelasan berikut: 1. Sudah pasti buka dulu Ms. Word kalian, atau dokumen yang ingin kalian beri daftar isi. Dibawah     saya kasih contoh yang masih kosong, jadi saya hanya memberikan BAB I, BAB II, BAB III, dan     seterusnya saja. Soal isi, nanti lah ya... (ane belum waktunya bikin skripsi soalnya, hehehe) 2. Selanjutnya jangan lupa beri halamannya guys, dengan cara pilih toolbar, lalu pilih - inse...

Peci Kakek


Oleh : Muhammad Arsyad

Bukan apa-apa, tapi kakek tua itu memang sudah pikun. Perawakannya yang kurus dan selalu memakai peci usang warna putih. Entah darimana ia mendapatkan peci itu. Mungkin, ia membelinya di pasar atau hanya sekedar menemukannya di jalanan. Memang peci itu sangat usang, dan sudah bau. Banyak orang yang sudah bertemu dengan kakek itu, dan mereka bilang kakek itu sudah pikun dan tidak waras.
Orang-orang beranggapan, kakek tua itu adalah orang gila, mungkin karena kakek itu tidak pernah mandi, atau karena ia pikun? Tak ada yang tahu kisahnya. Aku pernah berjumpa dengannya. Kubilang “ Kek, namanya siapa? “ entah ia tuli atau tidak bisa bicara ia hanya diam dan bengong menatapku.
Apa ya, kakek ini benar-benar tidak waras? Ataukah pikun? Atau apa?. Tapi yang aneh dari kakek ini adalah ia suka pergi ke Masjid, entah apa yang ia lakukan. Mengaji? Atau bahkan sholat?. Aku ragu kalau kakek ini bisa sholat, katanya pikun dan bau? Tapi kok ke Masjidnya terus ya?.
Suatu saat, sore yang indah, waktunya sholat ashar. Aku terkejut dengan suara adzan yang berkumandang, suara siapa itu?. Mungkin karena penasaran, aku segera mendatangi masjid. Dan ternyata?... Gila!!! Kakek itu yang adzan. Aku tak habis pikir, kenapa kakek yang katanya pikun dan gila itu bisa adzan dengan suara yang indah. Menakjubkan.
Selesai sholat, aku ingin tahu apa yang dilakukan kakek itu. Ternyata, diluar dugaan dia mengaji. Aku tak menyangka, ternyata benar, dia mengaji. Aku mulai berpikir bahwa dia tidak gila dan mungkin tidak pikun. Aku berdiri di pintu masjid, sambil berpikir kebingungan.
Hari pun berlalu, sore pun usai dan berganti petang. Suara adzan maghrib berkumandang indah, aku mengira bahwa yang mengumandangkan adzan adalah kakek itu. Aku lantas siap-siap pergi ke Masjid itu. Tebakanku benar, kakek itulah yang adzan tadi. Sungguh hebat kakek itu, katanya pikun dan gila, tapi sekarang malah jadi imam di Masjid pada waktu sholat maghrib.
Selesai sholat, aku menghampiri kakek itu. Aku terkejut, ketika tahu ia bisa bicara, ternyata dia adalah kakek biasa yang memang sudah pikun, tetapi ia tidak gila, dia menceritakan kisahnya itu. Katanya, dia sama sekali tidak tahu apa-apa kecuali peci yang dia pakai sekarang ini yang memang sudah kusut, usang, dan bau itu. Ternyata eh ternyata, peci itulah yang hanya ia punya, peci tersebut pemberian cucunya. Cucu kakek ini memberikan peci itu dan juga berpesan kepada kakek untuk selalu beribadah terutama sholat dan mengaji di Masjid. Dan sejak diberikan peci oleh cucunya, kakek itu hanya tahu tiga hal yaitu sholat, mengaji, dan Masjid. Apa maksudnya? Mungkin yang kakek itu ingat-ingat hanya perkataan cucunya itu, kakek itu memang misterius, dia selalu memakai peci yang bau tersebut saat sholat berjama’ah, dan anehnya peci tersebut tidak bau ketika dipakai sholat. Entah itu karena ia mencucinya atau mungkin sebuah ilham? Hanya kakek itu yang tahu.
Setelah aku dan kakek itu berbincang di Masjid tadi, aku diajak kakek itu datang kerumahnya. Untuk apa? Yang ada di benakku adalah rumahnya mungkin hanya sebuah gubuk yang kecil dan bau. Aku tidak bisa membayangkan rumah kakek itu.
Wow! Mengejutkan, rumah kakek itu sama seperti rumah pada umumnya, temboknya halus dicat warna biru, pintu dan jendelanya keren terbuat dari kayu jati, lantainya di keramik warna putih bersih. Tak ku sangka,  rumah kakek ini begitu bersih, bahkan aku akui rumahku tak sebersih rumahnya. Yang lebih mengherankan lagi, dia punya motor. Motornya ia parkir di halaman belakang rumahnya.
Dia berkata bahwa rumah ini sebenarnya bukan miliknya, tapi milik cucunya. Dia jarang kerumah ini, kakek itu bilang “ ini bukan milik saya “. Ternyata kakek itu tidak mau mendapatkan harta dari cucunya, walaupun sebenarnya dia sangat membutuhkan itu. Yang kakek itu katakan adalah dia hanya ingin peci usang itu, agar bisa untuk menutupi rambut putihnya ketika sholat, yang dia inginkan adalah dia hanya mau menyembunyikan usia tuanya karena dia hanya ingin beribadah walaupun sudah tua dan pikun, dia tetap ingin beribadah dan tidak mau menikmati dunia sebelum ibadahnya benar-benar diterima oleh Allah Swt.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingat Kazuki Ito? Kenapa Gamers Sepak Bola Banyak Yang Tidak Suka? Ini Ceritanya.

Mengenal Angkringan, Sekedar Ngopi Atau Mau Sambil Diskusi Juga Boleh, Murah Lagi..